Minggu, 07 April 2013

KONSELING BEHAVIORISTIK

A.   KONSEP DASAR
Menurut Pavlov, Belajar merupakan proses perubahan perilaku yang disebabkan oleh pengalaman. perubahan Anak yang merasa ketakutan ketika berjalan sendiri pada malam hari merupakan hasil dari belajar anak telah belajar menghubungkan kegelapan dengan suatu keadaan yang menyeramkan. Reaksi ini dapat diperoleh secara tidak sadar maupun secara sadar dan juga dapat diperoleh dari hasil belajar.
Secara luas teori belajar selalu dikaitkan dengan ruang lingkup bidang psikologi atau bagaimanapun juga membicarakan masalah belajar ialah membicarakan sosok manusia. Manusia adalah mahluk reaktif yang tingkah lakunya   dikontrol/dipengaruhi oleh faktor- faktor dari luar . Manusia memulai kehidupannya dengan mem-berikan reaksi terhadap lingkungannya dan interaksi ini menghasilkan pola-pola perilaku yang kemudian membentuk kepribadian.  Tingkah laku seseorang ditentukan oleh banyak dan macamnya penguatan yang diterima dalam situasi hidupnya,  tingkah laku ini dipelajari ketika individu berinteraksi dengan lingkungan, melalui hukum-hukum belajar :
a.    Pembiasaan klasik
b.    Pembiasaan operan
c.    Peniruan.
Manusia bukanlah hasil dari dorongan tidak sadar melainkan merupakan hasil belajar, sehingga ia dapat diubah dengan memanipulasi dan mengkreasi kondisi-kondisi pembentukan tingkah laku.  Manusia cenderung akan mengambil sti-mulus yang menyenangkan dan menghin-darkan stimulus yang tidak menyenang-kan. Kepribadian seseorang merupakan cerminan dari pengalaman, yaitu situasi atau stimulus yang diteri-manya.  Memahami kepribadian manusia :  mempelajari dan memahami bagai-mana terbentuknya suatu tingkah laku

B.   ASUMSI PERILAKU YANG BERMASALAH
a)   Tingkah laku bermasalah adalah  tingkah laku atau kebiasaan-kebiasaan negatif atau tingkah laku yang tidak tepat, yaitu tingkah laku yang tidak sesuai dengan tuntutan lingkungan
b)   Tingkah laku yang salah hakikatnya terbentuk dari cara belajar atau lingkungan yang salah
c)   Manusia bermasalah mempunyai kecenderungan merespon tingkah laku negatif dari lingkungannya
d)   Tingkah laku bermasalah terjadi karena kesalapahaman dalam menanggapi lingkungan dengan tepat
e)    Seluruh tingkah laku manusia didapat dengan cara belajar dan juga dapat diubah dengan menggunakan prinsip-prinsip belajar
C.   TUJUAN KONSELING
1.    Mengahapus/menghilangkan tingkah laku maldaptif (masalah) untuk di-gantikan dengan tingkah laku baru yaitu tingkah laku adaptif yang diinginkan klien. Tujuan yang sifatnya umum harus dijabarkan ke dalam perilaku yang spesifik
a.    Diinginkan oleh klien
b.    Konselor mampu dan bersedia membantu mencapai tujuan tersebut
c.    Klien dapat mencapai tujuan tersebut
d.   Dirumuskan secara spesifik
Konselor dan klien bersama-sama (bekerja sama) menetapkan/merumuskan tujuan-tujuan khusus konseling
    D.     PERAN KONSELOR 
  1.  Konselor tidak memimpin, mengatur, atau menentukan proses perkembangan konseling,tetapi hal tersebut dilakukan oleh klien sendir
  2.  Konselor merefleksikan perasaan-perasaan klien, sedangkan arah pembicaraan ditentukan oleh klien
  3.  Konselor menerima individu dengan sepenuhnya dalam keadaan atau kenyataan yang bagaimanapun.
  4. Konselor memberikan kebebasan kepada klien untuk mengekspresikan perasaan sedalam-dalamnya dan seluas-luasnya.

E.   PROSES KONSELING
Proses konseling dibingkai oleh kerangka kerja untuk mengajar klien dalam mengubah tingkah lakunya Proses konseling adalah proses belajar, konselor membantu terjadinya proses belajar tersebut Konselor mendorong klien untuk mengemukakan keadaan yang benar-benar dialaminya pada waktu itu
Assesment diperlukan untuk mengidentifikasi motode atau teknik mana yang akan dipilih sesuai dengan tingkah laku yang ingin diubah.
1.      Goal setting
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari langkah assessment konselor dan klien menyusun dan merumuskan tujuan yang ingin dicapai dalam konseling
Perumusan tujuan konseling dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
a.      Konselor dan klien mendifinisikan  masalah yang dihadapi klien
b.       Klien mengkhususkan perubahan positif  yang dikehendaki sbg hasil konseling
c.       Konselor dan klien mendiskusikan 
tujuan yang telah ditetapkan klien :
1.      apakah merupakan tujuan yang  benar-benar diinginkan klien
2.      apakah tujuan itu realistic
3.      kemungkinan manfaatnya
4.     kemungkinan kerugiannya.
d.      Konselor dan klien membuat keputusan apakah :
1.      melanjutkan konseling dengan mentapkan teknik yang akan dilaksanakan.
2.      mempertimbangkan kembali tujuan yang akan dicapai
3.      melakukan referral
4.     Technique implementation menentukan dan melaksanakan teknik konseling yang digunakan untuk mencapai tingkah laku yang diinginkan yang menjadi tujuan konseling
5.      Evaluation termination melakukan penilaian apakah kegiatan konseling yang telah dilaksanakan mengarah dan mencapai hasil sesuai dengan tujuan konseling

F.   TEKNIK-TEKNIK KONSELING
Rogers (dalam Corey, 1986) menekankan bahwa yang terpenting dalam proses konseling ini adalah filsafat dan sikap konselor, bukan pada teknik yang didesain untuk membuat klien “berbuat sesuatu”. Pada dasarnya teknik itu menggambarkan implementasi filsafat dan sikap, yang harus konsisten dengan filsafat dan sikap konselor. Teknik konseling yang dimaksud antara lain;
1.    Acceptance (penerimaan)
2.   Respect (rasa hormat)
3.   Understanding (mengerti, memahami)
4.   Reassurance (menentramkan hati, meyakinkan)
5.   Encouragement (dorongan)
6.   Limited questioning (pertanyaan terbatas)
7.   Reflection (memantulkan pertanyaan dan perasaan)

8.    HUBUNGAN PERTOLONGAN
Letak kekuatan konseling klien center adalah pada helping relationship yang personal. Kondisi hubungan yang dapat membantu perubahan kepribadian klien antara lain;
1.    Adanya hubungan psikologis antara konselor dengan klien.
2.   Adanya pertanyaan incongruence oleh klien.
3.   Adanya pertanyaan congruence oleh konselor.
4.   Adanya unconditional positive regard dan pemahaman yang empatik dari konselor terhadap klien.
5.   Adanya persepsi klien terhadap counselor positive regard dan pemahaman empatik.


4 komentar: