A.
KONSEP DASAR
Menurut Pavlov, Belajar merupakan proses perubahan perilaku yang disebabkan
oleh pengalaman. perubahan Anak yang merasa ketakutan ketika berjalan sendiri
pada malam hari merupakan hasil dari belajar anak telah belajar menghubungkan
kegelapan dengan suatu keadaan yang menyeramkan. Reaksi ini dapat diperoleh
secara tidak sadar maupun secara sadar dan juga dapat diperoleh dari hasil
belajar.
Secara luas
teori belajar selalu dikaitkan dengan ruang lingkup bidang psikologi atau
bagaimanapun juga membicarakan masalah belajar ialah membicarakan sosok manusia.
Manusia adalah mahluk reaktif yang tingkah lakunya dikontrol/dipengaruhi oleh faktor- faktor
dari luar . Manusia memulai
kehidupannya dengan mem-berikan reaksi terhadap lingkungannya dan interaksi ini menghasilkan
pola-pola perilaku yang kemudian membentuk kepribadian. Tingkah laku seseorang ditentukan oleh banyak dan
macamnya penguatan yang diterima dalam situasi hidupnya, tingkah laku ini dipelajari ketika individu berinteraksi
dengan lingkungan, melalui hukum-hukum belajar :
a. Pembiasaan klasik
b. Pembiasaan operan
c. Peniruan.
Manusia bukanlah hasil dari dorongan tidak sadar
melainkan merupakan hasil belajar, sehingga ia dapat diubah dengan memanipulasi
dan mengkreasi kondisi-kondisi pembentukan tingkah laku. Manusia cenderung akan mengambil sti-mulus yang
menyenangkan dan menghin-darkan stimulus yang tidak menyenang-kan. Kepribadian seseorang merupakan cerminan dari pengalaman, yaitu situasi
atau stimulus yang diteri-manya. Memahami
kepribadian manusia : mempelajari dan memahami bagai-mana
terbentuknya suatu tingkah laku
B.
ASUMSI
PERILAKU YANG BERMASALAH
a) Tingkah
laku bermasalah adalah tingkah laku atau
kebiasaan-kebiasaan negatif atau tingkah laku yang tidak tepat, yaitu tingkah
laku yang tidak sesuai dengan tuntutan lingkungan
b) Tingkah
laku yang salah hakikatnya terbentuk dari cara belajar atau lingkungan yang
salah
c) Manusia
bermasalah mempunyai kecenderungan merespon tingkah laku negatif dari
lingkungannya
d) Tingkah
laku bermasalah terjadi karena kesalapahaman dalam menanggapi lingkungan dengan
tepat
e) Seluruh
tingkah laku manusia didapat dengan cara belajar dan juga dapat diubah dengan
menggunakan prinsip-prinsip belajar
C.
TUJUAN KONSELING
1.
Mengahapus/menghilangkan tingkah laku maldaptif (masalah)
untuk di-gantikan dengan
tingkah laku baru yaitu tingkah laku adaptif yang diinginkan klien. Tujuan yang sifatnya umum harus
dijabarkan ke dalam perilaku yang spesifik
a.
Diinginkan oleh klien
b. Konselor mampu dan
bersedia membantu mencapai tujuan tersebut
c. Klien dapat
mencapai tujuan tersebut
d. Dirumuskan secara
spesifik
Konselor
dan klien bersama-sama (bekerja sama) menetapkan/merumuskan tujuan-tujuan
khusus konseling
D.
PERAN KONSELOR
- Konselor tidak memimpin, mengatur, atau menentukan proses perkembangan konseling,tetapi hal tersebut dilakukan oleh klien sendir
- Konselor merefleksikan perasaan-perasaan klien, sedangkan arah pembicaraan ditentukan oleh klien
- Konselor menerima individu dengan sepenuhnya dalam keadaan atau kenyataan yang bagaimanapun.
- Konselor memberikan kebebasan kepada klien untuk mengekspresikan perasaan sedalam-dalamnya dan seluas-luasnya.
E.
PROSES KONSELING
Proses
konseling dibingkai oleh kerangka kerja untuk mengajar klien dalam mengubah
tingkah lakunya Proses
konseling
adalah proses belajar, konselor membantu terjadinya proses belajar tersebut Konselor mendorong klien untuk
mengemukakan keadaan yang benar-benar
dialaminya pada waktu itu
Assesment
diperlukan untuk mengidentifikasi motode atau teknik mana yang akan dipilih
sesuai dengan tingkah laku yang ingin diubah.
1. Goal
setting
Berdasarkan
informasi yang diperoleh dari langkah assessment konselor dan klien menyusun dan merumuskan
tujuan yang ingin dicapai dalam konseling
Perumusan
tujuan konseling dilakukan dengan tahapan sebagai berikut :
a. Konselor
dan klien mendifinisikan masalah
yang dihadapi klien
b. Klien
mengkhususkan perubahan positif yang dikehendaki sbg hasil konseling
c. Konselor
dan klien mendiskusikan
tujuan
yang telah ditetapkan klien :
1. apakah
merupakan tujuan yang benar-benar
diinginkan klien
2. apakah
tujuan itu realistic
3. kemungkinan
manfaatnya
4. kemungkinan kerugiannya.
d. Konselor
dan klien membuat keputusan
apakah :
1. melanjutkan
konseling dengan mentapkan teknik yang akan dilaksanakan.
2. mempertimbangkan
kembali tujuan yang akan dicapai
3. melakukan
referral
4. Technique
implementation menentukan
dan melaksanakan teknik konseling yang digunakan untuk mencapai tingkah laku
yang diinginkan yang menjadi tujuan konseling
5. Evaluation
termination melakukan
penilaian apakah kegiatan konseling yang telah dilaksanakan mengarah dan
mencapai hasil sesuai dengan tujuan konseling
F.
TEKNIK-TEKNIK KONSELING
Rogers (dalam Corey, 1986)
menekankan bahwa yang terpenting dalam proses konseling ini adalah filsafat dan
sikap konselor, bukan pada teknik yang didesain untuk membuat klien “berbuat
sesuatu”. Pada dasarnya teknik itu menggambarkan implementasi filsafat dan
sikap, yang harus konsisten dengan filsafat dan sikap konselor. Teknik
konseling yang dimaksud antara lain;
1.
Acceptance (penerimaan)
2.
Respect (rasa hormat)
3.
Understanding (mengerti,
memahami)
4.
Reassurance (menentramkan hati,
meyakinkan)
5.
Encouragement (dorongan)
6.
Limited questioning (pertanyaan
terbatas)
7.
Reflection (memantulkan
pertanyaan dan perasaan)
8.
HUBUNGAN PERTOLONGAN
Letak kekuatan konseling klien
center adalah pada helping relationship yang personal. Kondisi hubungan yang
dapat membantu perubahan kepribadian klien antara lain;
1.
Adanya hubungan psikologis
antara konselor dengan klien.
2.
Adanya pertanyaan incongruence
oleh klien.
3.
Adanya pertanyaan congruence
oleh konselor.
4.
Adanya unconditional positive
regard dan pemahaman yang empatik dari konselor terhadap klien.
5.
Adanya persepsi klien terhadap
counselor positive regard dan pemahaman empatik.
lumayan, buat referensi model - model konseling :D
BalasHapusbehavior -lingkungan?
BalasHapusheheh bati ngga sia" yah q posting 'a hehehe
BalasHapusBAGUS - BAGUS ..
BalasHapus^_^